Nurlaela, Ratna (2025) GAMBARAN TERAPI ANTIPIRETIK TERHADAP PASIEN PAROTITIS DI KLINIK AZ-ZAHRA MEDIKA KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2024. Diploma thesis, POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA.
![]() |
Text
Halaman Pengesahan..pdf Download (55kB) |
![]() |
Text
Halamana Orisinalitas.pdf Download (31kB) |
![]() |
Text
Pernyataan Publikasi.pdf Download (68kB) |
![]() |
Text
HALAMAN JUDUL.pdf Download (372kB) |
![]() |
Text
BAB I.pdf Download (262kB) |
![]() |
Text
BAB II.pdf Restricted to Repository staff only Download (294kB) |
![]() |
Text
BAB III.pdf Restricted to Repository staff only Download (322kB) |
![]() |
Text
BAB IV.pdf Restricted to Repository staff only Download (297kB) |
![]() |
Text
BAB V.pdf Restricted to Repository staff only Download (175kB) |
![]() |
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Repository staff only Download (232kB) |
![]() |
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Menurut data dari Kemenkes, sejak Januari hingga November 2024, tercatat 6.593 suspek kasus parotitis di seluruh Indonesia. Parotitis bersifat self-limiting, yang berarti dapat sembuh dengan sendirinya. Parotitis menyebabkan pembengkakan serta rasa sakit pada kelenjar parotis, submandibula, dan terkadang kelenjar air liur lainnya Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai terapi antipiretik yang digunakan pada pasien parotitis di Klinik Az-Zahra Medika Kota Tasikmalaya, selama tahun 2024. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pengambilan data secara retrospektif, menggunakan data rekam medis pasien yang didiagnosis dengan parotitis. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh pasien parotitis yang berobat di Klinik Az-Zahra Medika Kota Tasikmalaya Tahun 2024 dan yang menjadi sampel adalah sebagian dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang dilakukan adalah teknik purposive sampling dengan rumus slovin. Analisi data yang digunakan dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk analisis deskriptif. Data yang dianalisis berdasarkan jenis kelamin, usia, zat aktif obat, dosis obat, lama waktu pemberian obat, dan bentuk sediaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien laki-laki (56%) lebih banyak dibanding perempuan (44%), dengan kelompok usia terbanyak adalah anak-anak usia 6–10 tahun (51%). Parasetamol merupakan antipiretik yang paling banyak digunakan (67%), dengan dosis terbanyak 200–300 mg (37%), dan lama pemberian 1–3 hari (68%). Bentuk sediaan yang paling sering digunakan adalah sirup (51%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah parasetamol sediaan sirup dengan dosis disesuaikan usia menjadi pilihan utama dalam terapi antipiretik pada pasien parotitis. Kata kunci : Antipiretik, Deskriptif, Parotitis, Parasetamol
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | parotitis |
Subjects: | R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology |
Depositing User: | Mhs Ratna Nurlaela |
Date Deposited: | 10 Sep 2025 07:53 |
Last Modified: | 10 Sep 2025 07:53 |
URI: | http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/id/eprint/6304 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |