UTAMI, MELLY RAHMI (2025) GAMBARAN KETEPATAN KODE DIAGNOSIS PENYAKIT TERKAIT KELENGKAPAN INFORMASI MEDIS BERDASARKAN ICD-10 DENGAN KONSEP ICPC-2R DI PUSKESMAS TAROGONG PADA BULAN DESEMBER 2024. Diploma thesis, POLTEKKES KEMENKES TASIKMALAYA.
![[img]](http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/style/images/fileicons/text.png) |
Text
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS.pdf Download (63kB) |
|
Text
HALAMAN PENGESAHAN.pdf Download (69kB) |
|
Text
LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH.pdf Download (116kB) |
|
Text
HALAMAN JUDUL.pdf Download (492kB) |
|
Text
BAB 1 .pdf Download (260kB) |
|
Text
BAB 2 .pdf Restricted to Repository staff only Download (413kB) |
|
Text
BAB 3 .pdf Restricted to Repository staff only Download (336kB) |
|
Text
BAB 4 .pdf Restricted to Repository staff only Download (314kB) |
|
Text
BAB 5.pdf Restricted to Repository staff only Download (202kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA .pdf Restricted to Repository staff only Download (188kB) |
|
Text
LAMPIRAN .pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Latar Belakang: Pengkodean diagnosis dalam pelayanan kesehatan primer di Puskesmas memiliki peran penting sesuai Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019. Meskipun ICD-10 digunakan luas, sistem ini belum sepenuhnya memenuhi kebutuhan data morbiditas di puskesmas. ICPC-2R diusulkan sebagai alternatif untuk meningkatkan relevansi pengkodean. Penelitian ini menganalisis konsistensi dan akurasi pengkodean diagnosis di Puskesmas, menunjukkan rendahnya ketepatan rekam medis. Hasil penelitian diharapkan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan kualitas pelayanan dan pengelolaan data kesehatan. Metodologi Penelitian: Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain deskriptif. Populasi yang diteliti terdiri 7.540 data rekam medis Puskesmas Tarogong Kabupaten Garut bulan desember 2024. Sampel di ambil menggunakan rumus Slovin, dengan total 99 sampel rekam medis dengan 141 kunjungan pasien. Hasil Penelitian : Pelaksanaan pengkodean diagnosis di Puskesmas Tarogong Garut masih bergantung pada pemahaman tenaga medis, karena belum ada SOP khusus untuk pengkodean. Hasil observasi terhadap 99 sampel rekam medis menunjukkan tingkat keakuratan pengkodean ICD-10 rendah, dengan 46,30% kode tidak akurat, terutama akibat tidak lengkapnya karakter kode. Sebanyak 53,72% kunjungan mencatatkan diagnosis yang tepat. Kelengkapan informasi medis menunjukkan 37,19% memiliki anamnesa umum dan 9,09% tidak mencantumkan tindak lanjut. Ketidaklengkapan ini disebabkan oleh keterbatasan waktu dan kendala teknis. Konversi ke sistem ICPC-2R menunjukkan bahwa keluhan sistem pernapasan, seperti R05 (Cough), mendominasi alasan kedatangan pasien, mencerminkan pola pelayanan kesehatan primer. Kata Kunci: Pengkodean Diagnosis, Puskesmas, ICPC-2R Daftar Pustaka: (2014-2024)
| Item Type: | Thesis (Diploma) |
|---|---|
| Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
| Divisions: | Jurusan RMIK > D3 Rekam Medis & Informasi Kesehatan |
| Depositing User: | Mhs Melly Rahmi Utami |
| Date Deposited: | 19 Jun 2025 03:24 |
| Last Modified: | 19 Jun 2025 03:24 |
| URI: | http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/id/eprint/5811 |
Actions (login required)
 |
View Item |