HANDAYANI, NURI and DEVIANTI, EGA and HAERUSSANA, AYU NALA EL MUNA and WIDYASTIWI, WIDYASTIWI (2025) Studi kualitatif potensi terjadinya penyakit kulit pada situasi kebencanaan. Poltekkes Tasikmalaya. (Unpublished)
![]() |
Text
20 2023 LaporanAkhir Apt NURI HANDAYANI S.Farm, M.Farm.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Masalah kesehatan utama yang muncul akibat bencana adalah masalah gizi dan penyakit menular, salah satunya yaitu penyakit kulit infeksi maupun non infeksi. Dalam keadaan bencana atau tanggap bencana, tenaga kefarmasian baik di rumah sakit, komunitas, maupun unit lainnya dalam sistem kesehatan harus secara asertif terlibat dan menjalankan tanggung jawabnya dalam proses manajemen kebencanaan terkait obat dan perbekalan kesehatan dan berperan menjalankan fungsi pelayanan farmasi klinik untuk meningkatkan penggunaan obat yang rasional. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengetahui factor penyebab, jenis dan pencegahan terjadinya penyakit kulit pada berbagai situasi bencana alam. Metode penelitian ini yaitu metode kualitatif studi kasus eksploratori. Teknik pengumpulan data yaitu maksimum variation. Data penelitian berasal dari data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam terhadap 6 orang informan yang terdiri dari 3 orang relawan dari Apoteker Tanggap Bencana (ATB), 2 orang informan dari dinas kesehatan dan 1 informan dari PC IAI untuk triangulasi data dan mempunyai pengalaman di posko kesehatan pada berbagai situasi kebencanaan. Data sekunder diperoleh secara tidak langsung dari objek penelitian yang bersifat public. Instrumen penelitian yaitu panduan indeph interview dan recorder. Hasil wawancara kemudian dibuat transkrip, kemudian dilakukan analisis data menggunakan model interaktif dari Mathew Milles dan Huberman menggunakan NVIVO 12, tahapan analisis diantaranya tahapan reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil analisis data kualitatif menunjukkan bahwa situasi pasca bencana berpotensi menimbulkan penyakit kulit, yang disesabkan oleh beberapa faktor diantaranya PHBS pengungsi, kondisi lingkungan barak, penumpukan pakaian bekas. Prevalensi penyakit kulit dimulai dari penyakit yang paling berpotensi yaitu gatal-gatal , penyakit scabies, alergi, infeksi jamur dan ruam-ruam pada kulit. Pencegahan gangguan penyakit kulit pasca bencana yaitu dapat dilakukan dengan kerjasama dengan stakeholder mengenai masalah sanitasi, penanganan perbaikan sanitasi, perlunya tim khusus untuk perbaikan sanitasi. Saran dari hasil penelitian ini yaitu situasi pasca bencana alam terutama dipengungsian dapat mengakibatkan peningkatan risiko penyakit. Oleh karena itu, penting untuk memiliki strategi pencegahan dan penanganan yang efektif untuk melindungi masyarakat dari penyakit kulit selama situasi bencana, diperlukan adanya kerjasama dengan stakeholder mengenai penanganan perbaikan sanitasi, perlunya tim khusus untuk perbaikan sanitasi. Penatalakansaaan penanganan masyarakat yang mengalami penyakit kulit dapat berpedoman dengan SOP, pedoman pengelolaan dan penatalaksanaan penyakit pada situasi bencana yang dikeluarkan oleh kementerian kesehatan atau pemerintah daerah setempat pada saat/pasca bencana.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Jurusan Farmasi > D3 Farmasi |
Depositing User: | Farmasi |
Date Deposited: | 13 Feb 2025 00:53 |
Last Modified: | 13 Feb 2025 00:53 |
URI: | http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/id/eprint/5540 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |