DEKAFEINASI BIJI KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) DENGAN VARIASI SUHU REBUSAN SEBAGAI KANDIDAT OLAHAN DAN OBAT ANTIDIARE

Rubiyanti, Rani (2025) DEKAFEINASI BIJI KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) DENGAN VARIASI SUHU REBUSAN SEBAGAI KANDIDAT OLAHAN DAN OBAT ANTIDIARE. Poltekkes Tasikmalaya. (Unpublished)

[img] Text
32_2023_Penelitian_Mandiri_-_Rani_Rubiyanti_-_Laporan[1].pdf
Restricted to Repository staff only

Download (871kB)

Abstract

Indonesia memiliki karakteristik geografis yang rawan terhadap bencana alam. Banjir merupakan jenis bencana alam dengan kasus terbanyak di Indonesia yang diikuti oleh kejadian tanah longsor. Bencana ini berdampak pada permasalahan kesehatan masyarakat yaitu banyaknya kasus penyakit diare. Salah satu senyawa yang memiliki aktivitas antidiare adalah asam klorogenat yang banyak terkandung dalam biji kopi arabika (Coffea arabica L.). Selain asam klorogenat, kandungan paling dikenal pada biji kopi adalah kafein. Kafein memiliki beberapa pengaruh negatif bagi tubuh seperti penyakit gastritis, anafilaksis, arteri koroner, penyakit jantung, dan gejala kecemasan. Salah satu alternatif untuk mengurangi efek negatif dari kandungan kafein pada kopi, dilakukannya proses dekafeinasi. Proses ini diharapkan dapat menurunkan kadar kafein pada kopi tanpa meniadakan efek positif dari kandungan asam klorogenat. Penelusuran ilmiah menunjukkan belum adanya publikasi terkait dengan kandungan asam klorogenat pada dekafeinasi biji kopi arabika. Hal ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan produk biji kopi rendah kafein yang dapat bermanfaat dengan memaksimalkan efek farmakologi dari senyawa asam klorogenat sebagai antidiare. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kadar kafein dan asam klorogenat biji kopi arabika yang sudah mengalami proses dekafeinasi dengan metode rebusan. Tahapan penelitian yang dilakukan yaitu sampel biji kopi arabika dari 3 metode pengeringan yang berbeda yaitu honey (A), natural (B) dan full wash (C) dipanggang pada suhu 180°C selama 20 menit dan 50 menit. Sampel biji kopi arabika dari 3 metode pengeringan di dekafeinasi dengan cara diekstraksi menggunakan air panas selama 90 menit pada suhu (50°C dan 75°C) dan dipanggang selama 50 menit pada suhu 180°C. Kadar kafein dan CGA diukur menggunakan kinerja tinggi kromatografi cair (HPLC)-UvVis. Luaran yang diharapkan pada penelitian ini dapat di publikasikan pada jurnal nasional ber-ISSN. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah produk dekafeinasi biji kopi arabika. Indikator tingkat kesiapan teknologi penelitian yang dilakukan sebelumnya pada tingkat kesiapan teknologi level 2 (dua). Rencana TKT yang akan dicapai adalah TKT 3 yaitu secara in vitro telah dilakukannya percobaan laboratorium dalam menguji kadar kafein dan asam klorogenat biji kopi arabika yang telah terstandardisasi. Secara in vivo biji kopi arabika telah diujikan pada mencit putih galur wistar untuk mengetahui pengaruh kafein terhadap sistem pencernaan. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penelitian ini memiliki hipotesis dan konsep alternatif untuk mendukung pengembangan obat dalam bentuk nutrasetikal sediaan biji kopi arabika rendah kafein (dekafeinasi) yang dapat diformulasikan menjadi berbagai bentuk sediaan farmasi yang bermanfaat dalam situasi kegawatdaruratan. Hasil Dekafeinasi dengan cara konvensional yaitu pemanasan dengan aquadest pada suhu 50°C dan 75°C tidak dapat menurunkan kafein secara signifikan. Berdasarkan data diatas diketahui bahwa semakin tinggi suhu pemanasan/perebusan, maka kadar kafein dan kadar asam klorogenat akan menurun.

Item Type: Other
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Jurusan Farmasi > D3 Farmasi
Depositing User: Farmasi
Date Deposited: 13 Feb 2025 00:47
Last Modified: 13 Feb 2025 00:47
URI: http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/id/eprint/5494

Actions (login required)

View Item View Item