IMPLEMENTASI MODIFIKASI BAHAN PANGAN LOKAL UNTUK PENURUNAN STUNTING SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENUJU TRANSFORMASI KESEHATAN DI DESA PASIR BATANG KEC. MANONJAYA KAB. TASIKMALAYA

Lestari, Meti Widya and P, Wiwin Mintarsih and Megawati, Meti and Irianty, Bayu and Diana, Helmi and Melani, Septi Reza and Nuraeni, Nindi and Rahmalia, Dea (2025) IMPLEMENTASI MODIFIKASI BAHAN PANGAN LOKAL UNTUK PENURUNAN STUNTING SEBAGAI UPAYA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MENUJU TRANSFORMASI KESEHATAN DI DESA PASIR BATANG KEC. MANONJAYA KAB. TASIKMALAYA. Poltekkes Tasikmalaya. (Unpublished)

[img] Text
LAPORAN binwil str keb 2023.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Stunting (kerdil) masih merupakan masalah gizi global di seluruh dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengestimasikan prevalensi balita kerdil (stunting) di seluruh dunia pada tahun 2020 sebesar 22 persen atau sebanyak 149,2 juta. Di Asia Tenggara angka stunting mencapai 27,4 persen atau sebanyak 15,3 juta. Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), Kasus stunting di Indonesia pada tahun 2021 mencapai 24,4 persen, artinya, 1 dari 4 anak di Indonesia mengalami stunting. Walaupun angka ini menurun dibandingkan tahun 2019 yaitu 27,7 persen, namun masih jauh dari target penurunan stunting yang ditetapkan WHO yaitu 20 persen. Indonesia berada di urutan keempat dunia dan urutan kedua di Asia Tenggara terkait kasus stunting ini. Kerdil (Stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bawah 5 Tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. Dengan demikian periode 1000 hari pertama kehidupan seyogyanya mendapat perhatian khusus karena menjadi penentu tingkat pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan produktivitas seseorang di masa depan (TNP2K 2017). Penyebab Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi yang paling menentukan untuk dapat mengurangi prevalensi stunting oleh karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak balita. Beberapa faktor yang menjadi penyebab stunting adalah; praktek pengasuhan yang kurang baik, termasuk kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi sebelum dan pada masa kehamilan, serta setelah melahirkan. Masih terbatasnya layanan kesehatan termasuk layanan ANC-Ante Natal Care (pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa kehamilan) Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas, masih kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi, kurangnya akses rumah tangga/keluarga ke makanan bergizi, kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi (TNP2K 2017).

Item Type: Other
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Jurusan Kebidanan > Profesi Bidan
Depositing User: Farmasi
Date Deposited: 13 Feb 2025 00:59
Last Modified: 13 Feb 2025 00:59
URI: http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/id/eprint/5593

Actions (login required)

View Item View Item