IDENTIFIKASI MEDICATION ERROR PADA PASIEN DM RAWAT INAP RUMAH SAKIT X DI JAKARTA

Sutiswa, Shandra Isasi (2025) IDENTIFIKASI MEDICATION ERROR PADA PASIEN DM RAWAT INAP RUMAH SAKIT X DI JAKARTA. Poltekkes Tasikmalaya. (Unpublished)

[img] Text
45 laporan penelitian mandiri Medication error.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (510kB)

Abstract

Medication Error merupakan kejadian yang menyebabkan atau berakibat pada pelayanan kesehatan yang tidak tepat atau membahayakan pasien yang sebenarnya dapat dihindari. Sehingga perlu dilakukan pengamatan terhadap berbagai tahapan atau fase dalam pelayanan obat di instalasi farmasi rumah sakit. Terdapat 5 fase dalam pelayanan obat meliputi fase prescribing, fase transcribing, fase dispensing, fase administrating dan fase eksternal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi medication error pada pasien rawat Inap Rumah Sakit X sesuai dengan Petunjuk Teknis Standar Kefarmasian di Rumah Sakit Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pengumpulan data secara prospektif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh resep pasien rawat inap di Rumah Sakit X periode bulan Januari sampai Juni 2024. Sampel pada penelitian ini diambil menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi medication error pada kelima fase. Masing-masing untuk fase prescribing potensi kesalahan terjadi karena: salah pasien 2,1%, salah obat 6,2%, salah dosis 43,6%, salah bentuk sediaan 5,2%, salah rute pemberian 0,3%, salah kuantitas 0,7%, salah instruksi pada label 3,5%, kontraindikasi 0,3%, tidak mendapat obat 3,1%, reaksi efek samping obat 0,3%, interaksi obat 0,3%, duplikasi 4,5%, tidak ada indikasi 2,4%, tidak sesuai kebijakan 24,6% dan durasi tidak sesuai 2,8%. Pada fase transcribing potensi kesalahan terjadi karena: salah obat 16,7%, dan salah dosis, 83,3%. Pada fase dispensing potensi kesalahan terjadi karena: salah obat 10,4%, salah dosis 7,8%, salah bentuk sediaan 6,5%, salah kuantitas 1,3%, tidak mendapat obat 66,2%, obat rusak 1,3%, duplikasi 1,3%, tidak sesuai kebijakan 2,6% dan durasi tidak sesuai 2,6%. Pada fase administrating tidak ada kejadian medication error dan pada fase eksternal 100% kesalahan terjadi karena durasi tidak sesuai. Berdasarkan gambaran data tersebut dapat disimpulkan bahwa medication error terjadi pada fase prescribing sebanyak 289 (77,5%), fase transcribing sebanyak 6 (1,6%), fase dispensing sebanyak 77 (20,6%) dan fase eksternal sebanyak 1 (0,3%).

Item Type: Other
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Jurusan Farmasi > D3 Farmasi
Depositing User: Farmasi
Date Deposited: 13 Feb 2025 00:53
Last Modified: 13 Feb 2025 00:53
URI: http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/id/eprint/5541

Actions (login required)

View Item View Item