KAJIAN KANDUNGAN SENYAWA POLIHERBAL BANGJALE (BANGLE, JAHE, DAN LEMON) SEBAGAI ANTIDIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENDEKATAN HAMBATAN DPP-4 SECARA IN SILICO

Aji, Nur and Prasetiyo, Andi and Kuswandi, Asep (2025) KAJIAN KANDUNGAN SENYAWA POLIHERBAL BANGJALE (BANGLE, JAHE, DAN LEMON) SEBAGAI ANTIDIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN PENDEKATAN HAMBATAN DPP-4 SECARA IN SILICO. Poltekkes Tasikmalaya. (Unpublished)

[img] Text
44_2024_Laporan_penelitian_Mandiri_2025_Baru_fix_(1)[1].pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Diabetes melitus (DM) merupakan penyakit kronis dimana tubuh tidak dapat memproduksi cukup insulin atau tidak mampu menggunakan insulin dengan efektif. DM menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah yang berpotensi menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan serius seperti kerusakan pada organ vital, saraf, mata, dan pembuluh darah. Patofisiologi DM melibatkan kerusakan sel beta pankreas, resistensi insulin, dan gangguan metabolisme glukosa (Banday et al., 2020). Dalam tiga puluh tahun terakhir, prevalensi diabetes tipe 2 telah meningkat pesat di semua negara dengan semua tingkat pendapatan. Ini terjadi ketika tubuh menjadi resisten terhadap insulin atau tidak menghasilkan cukup insulin. Penderita diabetes tipe 2 membutuhkan obat anti diabetes yang murah dan terjangkau untuk bertahan hidup. Di seluruh dunia, sekitar 422 juta orang mengidap diabetes, sebagian besar tinggal di negara berpenghasilan rendah dan menengah, dan diabetes menyebabkan 1,5 juta kematian setiap tahun. Selama beberapa dekade terakhir, prevalensi diabetes dan jumlah kasus terus meningkat (WHO, 2023). Di Indonesia, prevalensi diabetes melitus sangat tinggi, mencapai 10,3 juta orang pada tahun 2017, dengan prevalensi sekitar 10,6% pada tahun yang sama, menjadikannya negara Indonesia dengan jumlah penderita diabetes terbesar kelima di dunia (Imelda, 2019). Glikogen fosforilase, protein tirosin fosfatase 1-beta (PTP-β), Dipeptidyl peptidase4 (DPP-4), glukokinase, peroksisom reseptor aktif proliferator (PPAR-γ), reduktase aldosa (RA), dan reseptorinsulin (IR) adalah beberapa reseptor yang ditargetkan dalam pengobatan diabetes melitus tipe 2. Dipeptidyl peptidase-4 (DPP-4) merupakan enzim yang terlibat dalam degradasi Glucagon Like Peptide-1 (GLP-1) dan Glucose-dependent Insulinotropic Polypeptide (GIP), sehingga penghambatan enzim DPP-4 dapat memperpanjang kerja dan aksi dari GLP-1 dan GIP, yang secara langsung meningkatkan tingkat insulin yang dilepaskan. Akibatnya, DPP-4 berfungsi sebagai target reseptor untuk menurunkan kadar glukosa darah melalui mekanisme transport glukosa sel (Primananda et al., n.d.). Obat penghambat enzim DPP-4 yang saat ini beredar dan disetujui oleh FDA adalah alogliptin, linagliptin, sitagliptin, vildagliptin, teneligliptin, dan saxagliptin. 2 Bebebrapa obat inhibitor DPP4 seperti vildagliptin memiliki efek samping seperti nasofaringitis, sakit kepala, pusing, konstipasi, dispepsia, dan hipertensi. Selain itu obat penghambat DPP4 harganya yang mahal, beberapa penderita diabetes tidak dapat mendapatkan obat-obatan ini (Prasetiyo et al., 2023; Primananda et al., n.d.). Indonesia merupakan negara mega senter dengan keragaman hayati dunia, dengan 30.000 spesies tumbuhan. Namun, obat penghambat enzim DPP-4 yang berasal dari bahan alam saat ini belum ada. Pencarian senyawa aktif baru melalui pendekatan hambatan DPP4 merupakan salahsatu alternatif yang dapat di gunakan menggunakan bahan- bahan yang banyak ditemui seperti bangle, jahe dan lemon. Kurkumin merupakan salahsatu senyawa yang memiliki aktivitas terhadap alfa glukosidase dan DPP4 (Cao et al., 2022). Bangle merupakan salah satu tanaman yang mengandung turunan kurkuminoid berupa kasumunin A, B, dan C yang kemungkinan juga memiliki aktivitas hambatan terhadap enzim DPP4. Jahe memiliki berbagai komponen zat aktif yang memiliki aktifitas sebagai anti diabetes salah satunya adalah 6-gingerol (Al-Amin et al., 2006). Selain itu lemon yang kaya akan asam askorbat sebagai anti oksidan merupakan bahan penting yang berperan sebagai anti oksidan dan berperan dalam menghambat stres okidatif sel beta pankreas sehingga proses degenerasi sel dapat dicegah (Khan et al., 2011). Ketiga tanaman tersebut memiliki potensi sebagai anti diabetes melitus tipe 2 namun belum diketahui senyawa spesifik dan mekanisme kerjanya sebagai penghambat enzim DPP4. Penemuan senyawa anti diabetes melalui hambatan enzim DPP4 dapat menggunakan pemodelan menggunakan konsep-konsep kimia komputasi. Kimia komputasi dapat mengurangi biaya pengembangan, meningkatkan efisiensi energi, daya guna lingkungan serta meningkatkan produktivitas dan keuntungan. Proses kimia dengan komputasi dapat digunakan pada senyawa obat yang masuk kedalam tubuh terhadap reseptor obat yang dituju yaitu dengan molecular docking. Molecular docking merupakan suatu teknik penelitian komputasi yang digunakan untuk memprediksi apakah suatu molekul dapat berikatan secara selektif dengan reseptor atau tidak. Metode molecular docking dapat mempersempit jumlah riset penemuan obat sehingga biaya dan waktu lebih efisien serta memberikan gambaran interaksi secara molekular antara reseptor dengan ligan. Pengujian anti diabetes senyawa kandungan bangle, jahe, dan lemon secra molecular docking merupakan langkah awal dari penelusuran zat aktif anti diabetes, sebelum diuji secara in vitro.

Item Type: Other
Subjects: R Medicine > R Medicine (General)
Divisions: Jurusan Farmasi > D3 Farmasi
Depositing User: Farmasi
Date Deposited: 13 Feb 2025 00:52
Last Modified: 13 Feb 2025 00:52
URI: http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/id/eprint/5535

Actions (login required)

View Item View Item