RUBIYANTI, RANI and YULIA, NUNUNG (2025) Dekafeinasi biji kopi arabika (coffea arabica l.) sebagai kandidat olahan dan obat antidiare. Poltekkes Tasikmalaya. (Unpublished)
![]() |
Text
12 2023 LaporanAkhir Apt RANI RUBIYANTI S.Farm, M.Farm (11).pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Indonesia memiliki karakteristik geografis yang rawan terhadap bencana alam. Banjir merupakan jenis bencana alam dengan kasus terbanyak di Indonesia yang diikuti oleh kejadian tanah longsor. Bencana ini berdampak pada permasalahan kesehatan masyarakat yaitu banyaknya kasus penyakit diare. Salah satu senyawa yang memiliki aktivitas antidiare adalah asam klorogenat yang banyak terkandung dalam biji kopi arabika (Coffea arabica L.). Selain asam klorogenat, kandungan paling dikenal pada biji kopi adalah kafein. Kafein memiliki beberapa pengaruh negatif bagi tubuh seperti penyakit gastritis, anafilaksis, arteri koroner, penyakit jantung, dan gejala kecemasan. Salah satu alternatif untuk mengurangi efek negatif dari kandungan kafein pada kopi, dilakukannya proses dekafeinasi. Mengacu pada Indikator Kinerja Utama Poltekkes yang disinergikan dengan transformasi Poltekkes dan transformasi sistem kesehatan salah satunya adalah mengenai Penyakit Tidak Menular, rencana induk penelitian Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya yaitu kegawatdaruratan bencana, topik penelitian dalam roadmap program studi farmasi adalah membuat produk yang bermanfaat dalam keadaan bencana banjir dan longsor dalam menanggulangi penyakit diare yaitu berupa sediaan biji kopi arabika rendah kafein sebagai kandidat obat antidiare. Hal ini merupakan peluang besar untuk menghasilkan produk biji kopi rendah kafein yang dapat bermanfaat dengan memaksimalkan efek farmakologi dari senyawa asam klorogenat sebagai antidiare. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kadar kafein dan asam klorogenat biji kopi arabika yang sudah mengalami proses dekafeinasi dengan metode koncvensional dan fermentasi yang sesuai dengan karakteristik mutu biji kopi sesuai standar SNI. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah dekafeinasi dengan metode konvensional (perebusan pada suhu 50C dan 75C) serta dekafeinasi dengan metode fermentasi (dilakukan selama 72 jam dengan interval pengujian setiap 12 jam) selama penyangraian 20 menit dan 50 menit. Hasil dekafeinasi diroasting dan dilakukan pengujian karakteristik mutu sesuai SNI 01- 3542- 2004. Penentuan kadar kafein dan asam klorogenat ditentukan dengan HPLC. Luaran yang diharapkan pada penelitian ini dapat di publikasikan pada jurnal nasional ber-ISSN dengan luaran tambahan kekayaan intelektual (KI) dalam bentuk hak cipta (banner). Hasil yang diperoleh yaitu semakin lama suhu penyangraian, kadar kafein akan semakin menurun. Hal ini berbanding terbalik dengan kadar asam klorogenat yang meningkat seiring dengan meningkatnya lama waktu penyangraian. Dekafeinasi dengan cara konvensional yaitu pemanasan dengan aquadest pada suhu 50°C dan 75°C akan menurunkan kadar kafein dan kadar asam klorogenat. Dekafeinasi dengan cara fermentasi menunjukkan semakin lama waktu fermentasi dan waktu penyangraian, maka akan menurunkan kadar kafein dan meningkatkan kadar asam klorogenat. Kadar kafein terendah (1,08%) dan asam klorogenat tertinggi (1,17%) dimiliki oleh sampel C14 dengan perlakuan dekafeinasi metode fermentasi dengan lama waktu fermentasi 60 jam selama 50 menit penyangraian suhu 180°C. Biji kopi dekafeinasi memiliki karakteristik nilai kadar air 5%; kadar abu 3%; Sari kopi 25%; kadar timbal (Pb) 1,5 mg/kg; kadar tembaga (Cu) 15 mg/kg; kadar seng (Zn) 20 mg/kg; kadar timah (Sn) 25%; kadar arsen (Ar) 0,52 mg/kg dan kadar raksa (Hg) 0,02 mg/kg. Hasil pengujian sesuai dengan SNI 01-3542- 2004. Indikator tingkat kesiapan teknologi penelitian yang dilakukan sebelumnya pada tingkat kesiapan teknologi level 2 (dua). Rencana TKT yang akan dicapai adalah TKT 3 yaitu secara in vitro telah dilakukannya percobaan laboratorium dalam menguji kadar kafein dan asam klorogenat biji kopi arabika yang telah terstandardisasi. Secara in vivo biji kopi arabika telah diujikan pada mencit putih galur wistar untuk mengetahui pengaruh kafein terhadap sistem pencernaan. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan, penelitian ini memiliki hipotesis dan konsep alternatif untuk mendukung pengembangan obat dalam bentuk nutrasetikal sediaan biji kopi arabika rendah kafein (dekafeinasi) yang dapat diformulasikan menjadi berbagai bentuk sediaan farmasi yang bermanfaat dalam situasi kegawatdaruratan.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Jurusan Farmasi > D3 Farmasi |
Depositing User: | Farmasi |
Date Deposited: | 13 Feb 2025 00:50 |
Last Modified: | 13 Feb 2025 00:50 |
URI: | http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/id/eprint/5520 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |