RUBIYANTI, RANI and Martihandini, Nooryza and Rochimat, Imat and YULIA, NUNUNG and AJI, NUR and Aeni, Sini Quorta and Nauli, Nazwa Syaira and Hawari, Khoirul (2025) GEROBAK DJAWARA: OLAHAN TOGA SEBAGAI UPAYA PREVENTIF KESEHATAN DI DESA MANONJAYA KECAMATAN MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA. Poltekkes Tasikmalaya. (Unpublished)
![]() |
Text
6 2022 Laporan Bina wilayah jurusan farmasi.pdf Restricted to Repository staff only Download (926kB) |
Abstract
Kondisi geografis, demografis, sosiologis dan historis Indonesia menjadikan wilayah Indonesia rawan terhadap bencana (alam, non alam, dan sosial) (Wardyaningrum, 2014). Muntohar (dalam Republika Online, 4 Desember 2010) menyatakan bahwa “setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia dan kerugian yang ditanggung akibat bencana tanah longsor sekitar Rp 800 miliar, sedangkan jiwa yang terancam sekitar 1 juta setiap tahunnya”. Dari tahun ke tahun, frekuensi bencana longsor yang terjadi di Indonesia semakin meningkat, salah satunya Provinsi Jawa Barat. Kabupaten Tasikmalaya merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat yang rawan terhadap bencana dan saat ini berada di posisi kedua di tingkat Nasional (BPBD Prov. Jawa Barat, 2016). Berdasarkan data BPBD Kabupaten Tasikmalaya sejak Januari 2016, jumlah kejadian bencana mencapai 243 kejadian dan 64 persen merupakan bencana tanah longsor dengan jumlah kerugian mencapai Rp 19,5 miliar. Kerugian terbesar bersumber dari kerusakan rumah, jalan, serta potensi gagal panen akibat sawah atau lahan perkebunan terdampak longsor dan banjir (Winarti, Fathani and Legono, 2017). Kecamatan manonjaya merupakan salah satu dari 12 Kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya yang memiliki hampir 35 titik bencana. Hal ini berdampak pada masalah perekonomian dan kesehatan. Gangguan pencernaan adalah penyakit yang sering timbul adanya bencana banjir dan longsor ini. Perkembangan kajian bencana saat ini sudah sangat berkembang. Kejadian bencana dari tahun ke tahun menjadi catatan sekaligus data betapa bencana sangat merugikan bagi kelangsungan hidup manusia sebagai sebuah histori. Perlunya kesiapsiagaan terhadap bencana sebagai antisipasi dalam penanggulangan bencana dengan memperhatikan sejarah kebencanaan dan penanggulangannya yang terjadi (Yulianto et al., 2021). Penyakit yang timbul pasca bencana sebenarnya dapat dicegah dengan cara meningkatkan imunitas dan mengkonsumsi obat-obatan. Desa manonjaya merupakan desa yang tidak memiliki apotek. Desa ini tidak memiliki potensi dalam bidang pertanian maupun obat-obatan. Sehingga diperlukan adanya TOGA sebagai upaya preventif kesehatan untuk menanggulangi kejadian penyakit terutama terkait imunitas yang bisa diobati dengan memanfaatkan TOGA. Tidak hanya ditinjau dari segi kesehatan, namun pemanfaatan TOGA ini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat apabila masyarakat dapat memanfaatkan peluang ini.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Jurusan Farmasi > D3 Farmasi |
Depositing User: | Farmasi |
Date Deposited: | 13 Feb 2025 00:48 |
Last Modified: | 13 Feb 2025 00:48 |
URI: | http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/id/eprint/5506 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |