FARHAN AHMAD FAHREZI, FARHAN (2024) PENERAPAN TERAPI INDIVIDU BERCAKAP CAKAP DAN TERAPI OKUPASI AKTIVITAS WAKTU LUANG:BERCOCOK TANAM DALAM PENURUNAN TANDA DAN GEJALA HALUSINASI PADA PASIEN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI WILAYAH PUSKESMAS MANONJAYA KABUPATEN TASIKMALAYA. Diploma thesis, POLITEKNIK KESEHATAN TASIKMALAYA.
Text
LEMBAR KEASLIAN.pdf Download (123kB) |
|
Text
LEMBAR PENGESAHAN.pdf Download (104kB) |
|
Text
PERSETUJUAN PUBLIKASI.pdf Download (118kB) |
|
Text
JUDUL.pdf Download (327kB) |
|
Text
BAB 1.pdf Download (206kB) |
|
Text
BAB 2.pdf Restricted to Repository staff only Download (372kB) |
|
Text
BAB 3.pdf Restricted to Repository staff only Download (194kB) |
|
Text
BAB 4.pdf Restricted to Repository staff only Download (407kB) |
|
Text
BAB 5.pdf Restricted to Repository staff only Download (126kB) |
|
Text
DAFTAR PUSTAKA.pdf Restricted to Repository staff only Download (204kB) |
|
Text
LAMPIRAN.pdf Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Pada tahun 2018 sebanyak 282.654 masyarakat di Indonesia mengalami skizofrenia/psikosis. Jumlah penderita gangguan jiwa Kabupaten Tasikmalaya mencapai 864 orang. Berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan Puskesmas Manonjaya pada tahun jumlah orang dengan gangguan skizofrenia di Puskesmas Manonjaya yaitu sebanyak 115 orang. Gangguan jiwa merupakan stressor maladaptif yang berasal dari dalam atau luar diri seseorang yang mengakibatkan perubahan pola pikir dan persepsi. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana penerapan standar pelaksanaan terapi bercakap cakap dan terapi okupasi waktu luang bercocok tanam terhadap penurunan tanda gejala halusinasi. Skizofrenia merupakan sekelompok reaksi psikotik yang mempengaruhi berbagai area fungsi individu, termasuk cara berpikir, berkomunikasi, menerima, merasakan dan menunjukkan emosi. Halusinasi merupakan suatu gejala dari gangguan jiwa dimana klien merasakan stimulus yang sebenarnya tidak tidak ada. Bercakap-cakap dan bercocok tanam merupakan upaya untuk mengurangi tanda gejala halusinasi dengan membuat pasien sibuk dengan kegiatan lain. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Subjek penelitian yaitu 2 orang dengan halusinasi pendengaran. Pelaksanaan dilakukan dengan waktu 30 menit 2 kali sehari dan bercocok tanam 2 kali dilakukan dalam pertemuan 5 hari. Hasil penelitian menunjukan perbedaan sebelum dan sesudah dilakukan terapi pada subjek 1 dari 11 tanda gejala menjadi 3 tanda gejala dan subjek 2 dari 8 tanda gejala menjadi 2 tanda gejala. Kesimpulan dari studi kasus ini menunjukan bahwa terapi bercakap-cakap dan terapi okupasi aktivitas waktu luang bercocok tanam terbukti dapat menurunkan tanda gejala halusinasi. Diharapkan klien dapat melakukan terapi yang sudah diajarkan selama 2x sehari secara mandiri selama halusinasi masih ada untuk mengontrol halusinasi pendengaran apabila halusinasi pendengaran itu muncul.
Item Type: | Thesis (Diploma) | ||||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Contributors: |
|
||||||||||||
Uncontrolled Keywords: | Halusinasi Pendengaran, Terapi Bercakap-cakap, Terapi okupasi aktivitas bercocok tanam | ||||||||||||
Subjects: | L Education > L Education (General) L Education > LB Theory and practice of education |
||||||||||||
Divisions: | Jurusan Keperawatan > D3 Keperawatan | ||||||||||||
Depositing User: | Mhs. Farhan Ahmad Fahrezi | ||||||||||||
Date Deposited: | 27 Aug 2024 06:55 | ||||||||||||
Last Modified: | 27 Aug 2024 06:55 | ||||||||||||
URI: | http://repo.poltekkestasikmalaya.ac.id/id/eprint/4996 |
Actions (login required)
View Item |